Setiap Orang Perlu Asuransi
Ketika
kita melamar pekerjaan di sebuah perusahaan, apa yang menjadi pertimbangan kita
selain gaji yang cukup? Saya yakin kita juga mencari jaminan kesehatan dari
perusahaan tersebut.
Jaminan
kesehatan yang diberikan perusahaan tempat kita bekerja, adalah bentuk asuransi
yang membuat kita bisa bekerja dengan tenang karena jika kita sakit, kita tidak
memikirkan biaya pengobatan lagi, karena sudah ditanggung oleh perusahaan (atau
lebih tepatnya perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh boss kita).
Lalu
apa bedanya dengan kita memiliki polis asuransi sendiri? Sebenarnya sama saja.
Intinya, setiap orang perlu asuransi, supaya ketika menjalani kehidupan
sehari-hari, tingkat kecemasan kita terhadap waktu sakit, atau kecelakaan dan
meninggal dunia, bisa dieliminasi sampai ke titik aman.
Jadi
jika ada orang yang menolak asuransi, mungkin disebabkan oleh kurangnya
informasi dan kesadaran tentang jaminan kehidupan yang lebih baik, untuk
dirinya sendiri dan utamanya untuk keluarga inti yang menanggung beban ketika
dia sakit, kecelakaan atau meninggal dunia.
Setiap
orang perlu asuransi, karena setiap orang punya resiko dalam pekerjaan,
kehidupan dan masa depan. Dengan memiliki polis asuransi dari perusahaan yang
tepat, resiko besar bisa dialihkan kepada perusahaan asuransi tersebut.
Hidup
bisa lebih nyaman jika ada pertanggungan yang besar ketika kita tidak mampu
lagi membiayai kehidupan kita di masa tua dsb.
Kapan Kita Harus Punya Asuransi?
Pertanyaan
sepele yang jawabannya justru serius nih. Kapan kita harus punya asuransi?
Mengingat
taraf hidup masyarakat Indonesia masih rendah, tentu tidak semua orang bisa
membayar premi asuransi. Padahal semua orang perlu asuransi, baik itu kesehatan
maupun jiwa.
Jika
saya sekilas melihat usia pekerja di Indonesia, terutama di kota besar seperti
Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Denpasar (masih ada kota besar lain
seperti Ujung Pandang, Kendari, Balikpapan dst), yaitu antara usia 20-55 tahun,
maka waktu terbaik untuk memiliki asuransi bagi diri sendiri adalah di usia 21
tahun sampai 40 tahun.
Mengapa?
Alasan
pertama adalah,
usia 21 tahun sudah dianggap mature atau dewasa secara fisik
mental dan pikiran, dan sudah ada yang bekerja sehingga orang itu memiliki
penghasilan pribadi.
Alasan
kedua,
di usia 21 tahun, kondisi fisik rata-rata orang masih dalam keadaan
sangat prima, sehingga mudah untuk mengajukan SPAJ, dengan premi rendah namun
memiliki manfaat tinggi. Semakin tua usia kita, semakin tinggi premi namun
manfaat mulai terbatas.
Alasan
ketiga,
menabung adalah hal tersulit yang harus dilakukan di usia tersebut,
karena tuntutan gaya hidup yang serba konsumtif.
Jika kita sudah bisa mengelola
pikiran kita untuk masa depan yang terbaik, tentu asuransi merupakan elemen
yang harus segera dilengkapi sebelum berumah tangga dan memiliki keturunan.
Saya
ingat apa yang dikatakan trainer / pelatih saya di seminar fast start, yaitu:
di usia produktif mulai 21 tahun sampai 40 tahun, manusia cenderung produktif
juga untuk menghasilkan banyak utang. Mulai utang kartu kredit, utang kendaraan
bermotor, rumah serta barang konsumtif seperti komputer pribadi dan telepon
genggam, serta gaya hidup modern yang ingin selalu eksis.
Bayangkan
jika terjadi sesuatu di jarak usia tersebut, maka sebuah keluarga bisa terpuruk
karena utang belum lunas di sana sini, belum lagi untuk biaya makan sehari-hari
dan juga biaya sekolah anak.
Padahal
semakin ke depan, semakin banyak orang muda yang kena penyakit berat seperti
jantung, stroke, ginjal, paru-paru akibat merokok, gula darah dan juga HIV
AIDS.
Jadi,
kapan kita harus punya asuransi?
Tentu saja secepatnya. Ini perlu kesadaran
dari diri kita sendiri untuk mencintai keluarga kita. Cinta saja tidak cukup
karena manusia perlu makan dan masa depan yang cerah.
Jangan
tunda lagi, segera miliki polis asuransi ketika kita masih sehat, karena
kesehatan memang mahal harganya.